Pendidikan Agama Kristen Advent

Pendidikan Kristen itu adalah Pendidikan Yang Alkitabiah.

“Karena Allah merupakan sumber segala pengetahuan yang benar…Kitab Suci adalah standar sempurna kebenaran …oleh sebab itu harus diberi tempat tertinggi dalam pendidikan.”Mari kita renungkan, apakah sekolah tempat kita menyekolahkan anak-anak kita adalah merupakan sekolah yang mengutamakan “Alkitab”? - Ny. White menuliskan dalam buku Pendidikan, halaman 16

Pendidikan Kristen adalah Pendidikan Yang Seimbang.

Berbeda dengan pendidikan lainnya, pendidikan Kristen itu berusaha untuk mendidik orang-orang muda secara seimbang dalam 3H yakni head, hand and heart. Ellen White mengatakan: “Pembangunan tabiat merupakan tugas terpenting yang pernah dipercayakan kepada manusia.” Sekolah mana yang menyadari hal ini? - (Education, p. 225)

Pendidikan Kristen adalah merupakan Pendidikan yang Praktis.

Di sekolah Kristen anak-anak dididik untuk taat, berdisiplin, tahu menghargai waktu, mau bekerja dengan tangan, ulet, rajin, jujur, setia dalam melakukan pekerjaan, yang semuanya ini bertujuan untuk membangun mereka menjadi manusia yang praktis, berdayaguna, elegan dan dapat dipercaya. Tersedianya lapangan pekerjaan bagi para pelajar dan mahasiswa di lembaga pendidikan Kristen seperti di SLA Purwodadi adalah merupakan respons terhadap apa yang Ellen White sebutkan - dalam buku Education, halaman 225

Pendidikan Kristen mengajarkan Kepada Anak Didiknya Bersosial.

Kehidupan sosial di sekolah-sekolah Kristen dibuat merupakan aplikasi dari tulisan Ellen White , “pendidikan itu mencakup segenap lingkungan kewajiban, terhadap diri sendiri, terhadap dunia, terhadap Allah.” Di sekolah mana lagi kita menemukan hal seperti ini, kecuali di sekolah Kristen. - dalam buku Pendidikan, halaman 225

Pendidikan Kristen adalah merupakan Pendidikan Missionaris.

Sebagai lembaga Pendidikan Kristen, sekolah kita menyadari eksistensinya di dunia ini bukan seperti sekolah-sekolah lain. Keberadaan sekolah Kristen ialah dengan maksud agar para pelajar dan mahasiswanya dapat menjadi jembatan penghubung antara manusia dengan Allah. Pendidikan Kristen adalah merupakan sekolah missionaris. Ellen White menuliskan: “Setiap murid yang sejati dilahirkan ke dalam kerajaan Allah sebagai seorang missionaris.” - dalam buku Kerinduan Segala Zaman, jilid I halaman 175

Pendidikan Kristen adalah merupakan Pendidikan Missionaris.

Dalam kegiatan-kegiatan ekstrakurikuler di sekolah kita para pelajar dilatih untuk menjadi missionaris, mereka diajak untuk mengadakan perlawatan, penginjilan ke penjara dan melakukan pekerjaan missionaris yang lainnya. Karena sekolah kita sangat meyakini sepenuhnya bahwa: “Pendidikan bukan hanya mempengaruhi hidup kita saat ini, tetapi juga mempengaruhi kehidupan kita sampai kepada kekekalan.” - (Baca CT 90)

Pendidikan Kristen adalah merupakan Pendidikan Missionaris.

Ny. White berkata: “Sekolah-sekolah kita menjalankan peraturan yang lebih tinggi, di mana tidak terjadi bentuk-bentuk ketidaksetiaan. Para murid harus dididik dalam hal Kekristenan yang praktis dan Alkitab haruslah dijunjung tinggi sebagai buku pelajaran yang paling penting.” - Fundamental of Education, halaman 231

Welcome to our EDUCATION

Kisah Rasul-rasul 2:38, 39. Ini tentu menjamin adanya pekerjaan Roh Kudus di dalam gereja, di dalam kenyataan-kenyataan yang istimewa, pada masa mendatang selama rahmat Kristus masih mengundang manusia untuk menerima kasih yang mengampuni itu. Dua puluh delapan tahun kemudian di dalam suratnya kepada orang-orang di Korinti, Paulus membentangkan kepada gereja itu tentang persoalan ini. Ia berkata, “Adapun akan hal segala karunia yang rohani, hai saudara-saudaraku, tiada aku suka kamu tiada mengetahui” —begitu penting hal ini sehingga ia merasa bahwa itu harus dimengerti oleh gereja Kristen. Setelah menyatakan bahwa sekalipun Roh itu satu Ia bekerja dalam berbagai macam cara dan menjelaskan cara-cara yang berbeda itu, ia memberikan gambaran dengan menyebutkan tentang tub uh manusia, dengan berbagai macam anggota-anggotanya untuk menunjukkan bagaimana gereja itu terdiri dari berbagai macam pekerjaan dan karunia. Dan sebagaimana tubuh itu mempunyai anggota-anggota tubuh yang berbeda-beda, masing-masing mempunyai tugas tersendiri untuk dilaksanakannya, dan semuanya itu bekerja bersama-sama dengan satu tujuan sehingga terjadilah satu keselarasan, begitu juga Roh itu bekerja melalui saluran yang berbedabeda di dalam gereja sehingga terbentuklah satu tubuh agama yang sempurna. Paulus kemudian melanjutkan dengan kata-kata seperti berikut ini: “Maka Allah telah menetapkan beberapa orang di dalam sidang jumaat, pertamatama rasul-rasul, kedua nabi-nabi, ketiga guru-guru, kemudian mujizat, kemudian pula kuasa menyembuhkan orang, pertolongan, pemerintahan, dan jenis-jenis karunia lidah.” {PB1 12.2}.
SELAMAT DATANG DI KAMPUS SLAPUR - See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/07/cara-membuat-tulisan-berjalan-marquee.html#sthash.A7IzSU3m.dpuf

Kamis, 13 Juli 2017

Cara Menggunakan Fungsi VLOOKUP dan HLOOKUP di Excel


Fungsi VLOOKUP dan HLOOKUP dalam Microsoft Excel berguna untuk membaca suatu tabel, lalu mengambil nilai yang diinginkan pada tabel tersebut berdasarkan kunci tertentu. Kunci ini berupa sel referensi (contoh: sel A2) atau nilai, seperti kode, nomor anggota, nama, dan sebagainya.

Jika tabel sumber data tersusun secara vertikal, kita menggunakan fungsi VLOOKUP.


Dan, jika tabel sumber data tersusun secara horizontal, maka kita menggunakan fungsi HLOOKUP.

Cara Penulisan:

=VLOOKUP(lookup_value,table_array,col_index_num,range_lookup)
=HLOOKUP(lookup_value,table_array,row_index_num,range_lookup)

Dimana:
  • lookup_value: nilai atau sel referensi yang dijadikan kunci dalam pencarian data.
  • table_array: tabel atau range yang menyimpan data yang ingin dicari. Range untuk contoh tabel di atas adalah: A2:C4 (tabel pertama - VLOOKUP) dan B1:D3 (tabel dua - HLOOKUP).
  • col_index_num: nomor kolom yang ingin diambil nilainya untuk fungsi VLOOKUP. Untuk tabel pertama (VLOOKUP): nomor kolom adalah 2, bila ingin mengambil nilai pada kolom Name. Nomor kolom adalah 3, bila ingin mengambil nilai pada kolom Price.
  • row_index_num: nomor baris yang ingin diambil nilainya untuk fungsi HLOOKUP. Untuk tabel dua (HLOOKUP): nomor baris adalah 2, bila ingin mengambil nilai sel pada baris Name. Nomor baris adalah 3, bila ingin mengambil nilai sel pada baris Price.
  • range_lookup: Nilai logika TRUE atau FALSE, dimana Anda ingin fungsi VLOOKUP atau HLOOKUP mengembalikan nilai dengan metode kira-kira (TRUE) atau mengembalikan nilai secara tepat (FALSE).



Contoh-contoh VLOOKUP:

 Penjelasan Tabel

  • Tabel 1 (A1:C4), merupakan tabel yang akan kita ambil datanya.
  • Tabel 2 (A9:D12) memiliki tiga kolom (Customer, Unit, dan Code) yang sudah berisi data. Sedangkan kolom Total akan diisi dengan menggunakan data dari Tabel 1.
  • Kunci (lookup_value) yang digunakan adalah nilai pada kolom Code, yaitu 1002, 1003.

Cara membaca:
  1. =VLOOKUP(1002,$A$2:$C$4,3,FALSE) akan menghasilkan 68,
    yaitu: =VLOOKUP(temukan 1002 yang di C10,pada range A2:C4 di tabel 1, kemudian kembalikan nilai pada kolom 3 baris yang sama, dan kembalikan nilai hanya apabila menemukan 1002 pada tabel 1)
  2. =VLOOKUP(1003,$A$2:$C$4,2,FALSE) akan menghasilkan GHI,
    yaitu: =VLOOKUP(temukan 1003 yang di C11, pada range A2:C4 di tabel 1, kemudian kembalikan nilai pada kolom 2 baris yang sama, dan kembalikan nilai hanya apabila menemukan 1003 pada tabel 1)

Contoh VLOOKUP:

Tiga formula berikut digunakan untuk mengisi sel D10, D11, dan D12 pada kolom Total.
  1. =B10*VLOOKUP(C10,$A$2:$C$4,3,FALSE) akan menghasilkan 340.
    Nilai 340 diperoleh dari 5 x 68. Dimana: B10 = 5, dan fungsi =VLOOKUP(C10,$A$2:$C$4,3,FALSE) yang mengembalikan nilai 68.
  2. =B11*VLOOKUP(C11,$A$2:$C$4,3,FALSE) akan menghasilkan 320.
    Nilai 320 diperoleh dari 10 x 32. Dimana: B11 = 10, dan fungsi =VLOOKUP(C11,$A$2:$C$4,3,FALSE) yang mengembalikan nilai 32.
  3. =B12*VLOOKUP(C12,$A$2:$C$4,3,FALSE) akan menghasilkan 544.
    Nilai 544 diperoleh dari 8 x 68. Dimana: B12 = 8, dan fungsi =VLOOKUP(C12,$A$2:$C$4,3,FALSE) yang mengembalikan nilai 68.

 

 

 

Contoh-contoh HLOOKUP:

=HLOOKUP(B1,$B$1:$D$3,2,FALSE) akan menghasilkan XYZ

=HLOOKUP(B1,$B$1:$D$3,3,FALSE) akan menghasilkan 33

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 


Rabu, 12 Juli 2017

Keuntungan dan Kerugian Belajar

Belajar di sekolah, udah. Belajar di bimbel udah. Masih harus belajar lagi ya di luar dua tempat itu? Yaah, tergantung kebutuhan sih sebenernya. Klo elo-elo mau punya pemahaman yg maksimal soal tema-tema yang dipelajarin, ya lebih harus jungkir balik lagi belajarnya. Klo emang cuma buat ngapal trus bisa jawab soal demi nilai bagus doang sih, yaah bisa aja belajar kebut semalem. Tapi, besok-besok dijamin lupa lagi tuh. Nah, klo emang kebutuhannya selain nilai bagus tapi juga biar nguasain materi pelajaran dalam waktu lama, belajar di luar kelas atau bimbel berarti elo butuhin tuh.

Sekarang masalahnya, yang efektif tuh yg kaya gimana sih biar cepet bisa nyerap pelajaran di luar sekolah/bimbel? Apa harus bertapa dulu? Tunggu wangsit dulu? Sendirian atau ramean? Nah ini nih, yang mau kita bahas kali ini. Belajar tuh mending sendiri atau ramean yah? Mari kita bahas bareng-bareng.
Secara sekilas, kalau kita denger soal mending belajar sendiri atau dalam kelompok, kita otomatis langsung jawab, enakan dalam kelompok lah! Tugas lebih cepet selesai. Eits tunggu dulu. Lagi-lagi yg namanya preferensi itu pasti selalu terkait sama dua hal: 1) kepribadian, sama 2) hakikat dari tugas tersebut. Ribet yah? Nggak kok. Yg pertama itu berhubungan sama kecenderungan seseorang untuk lebih senang belajar sendiri, ada juga yang lebih cenderung senang belajar ramean. Persis kaya ada orang yang doyan teh, ada juga yg doyan kopi. Beda-beda Coy. Kalo yg kedua, nentuin belajar sendiri atau barengan itu ya harus disesuaikan sama jenis tugas ataupun tujuan pembelajaran yang ditentuin sama guru.
Klo tugas atau bahan pelajarannya itu butuh analisis yang mendalam, ada baiknya dilakukan bareng-bareng. Toh, banyak otak banyak ide, kan? Tapi, klo tugas ataupun materi pelajarannya lebih bersifat superficial atau cuma sekadar pemahaman yang tidak perlu proses analisis mendalam, belajar sendiri tentunya lebih efektif, soalnya minim distraksi (gangguan) untuk memahami hal tersebut. Jadi gue tekanin lagi nih, bukan sekadar tugas/belajar jadi lebih cepet, tapi juga berhubungan dengan efektivitas penyelesaian tugas tersebut.
Sekarang kita telusurin lagi nih, keuntungan-keuntungan dan kerugian-kerugian dari kedua metode belajar tersebut. Kira-kira mana nih yang paling pas sama kepribadian elo dan situasi yang sedang elo alamin. Mariii..

Keuntungan Belajar Sendirian


1. Fleksibel Booook!
Keuntungan utama dari belajar sendiri adalah ya yang satu ini, fleksibel. Elo mau belajar kapan kek, belajar yg mana kek, mau pake alat bantu apa kek, terserah. Sesuai yang menurut elo nyaman aja. Suka belajar tengah malem, hayok. Belajar subuh, marii. Kapanpun. Mau belajar di meja bisaa. Belajar sambil tengkurep di karpet boleeh. Bebas! Terus juga mau sambil denger mp3 atau diselingin nonton TV, ya bebas bebas aja.
2.Ngelatih intelektualitas diri
Nah, di poin yang kedua ini, belajar sendirian itu bisa lho, buat ngelatih kecerdasan diri kita. Dalam hal ini yaitu kemampuan pemecahan masalah. Klo belajar sendirian, elo tuh bakal nyoba buat mecahin macem-macem permasalahan yang lo hadepin pas belajar atau ngerjain tugas, sendirian. Elo bakal ngembangin berbagai macem cara pemecahan masalah yang mungkin aja bisa lebih efektif dan efisien untuk permasalahan tertentu, lalu mungkin juga bakal menggabungkan beberapa cara pemecahan tersebut untuk permasalahan yang lebih rumit.
3. Fokus dan sesuai rencana
Belajar sendirian tuh membantu kita untuk tetep fokus sama bahan pelajaran yang pingin kita dalemin. Cuma hal ini ada syaratnya nih, keadaan lingkungan tempat kita belajar harus dalam keadaan tenang. Klo di rumah, misalnya, ya nggak boleh diganggu sama ortu, adik, kakak, atau tukang nasi goreng lewat. Klo di café ya jangan sambil ngeliatin cewe lucu (atau cowo lucu bagi elo2 yang cewe). Selain itu, belajar sendiri juga bagus buat kita dalam hal menentukan rencana belajar yang efektif. Bab mana yang harus kita pelajarin, bab mana yang belom kita kuasain, yg mana yang mau kita skip. Jadinya, kita bisa belajar sesuai dengan apa yg bener-bener kita perluin. Nggak buang-buang banyak waktu.

Kerugian belajar sendirian
1. Nggak ada proses pertukaran ide
Belajar sampe puyeng udah, semedi udah, tapi kok mentok yah? Nah, hal ini bisa aja nih gara-gara bahan yang lo hadepin itu membutuhkan proses analisis yang cukup rumit, yang mana nggak bisa elo selesein sendirian tanpa bantuan orang lain. Nah, kejadian kaya ginilah yang membuat belajar kelompok lebih berguna.
2. Nggak ada acuan terhadap performa belajar siswa lain
Belajar sendiri nyantai tiba-tiba temen-temen udah pada jago aja. Akhirnya rendah diri, setres, makan ati, trus males belajar lagi. Nah, yang kaya gini-gini nih yang sebenernya bisa ditanggulangin dengan sesekali belajar kelompok sama temen-temen.
3. Banyak banget distraksi
Lagi enak-enak baca materi pelajaran, tiba-tiba ada BBM, ada whatsapp, ada SMS, selesai texting-textingan, trus nyokap manggil suruh angkat jemuran. Selesai angkat jemuran, ada film oke di TV. Kapan belajarnya cuy? Ini dia nih masalah paling umum yang dihadapin kita klo belajar sendirian di rumah.


Keuntungan Belajar Kelompok



1. Ngebantu ngurangin prokrastinasi
Prokrastinasi itu apa sih?! Yah, gampangnya gini aja deh, kita punya tugas yang harus diselesein minggu depan, tapi sebelom H-1, kita cenderung untuk bilang dalem hati: “Aah besok ajeeh”, “ntaran lah kerjainnya, mau maen game dulu barang sepukul dua pukul”. Nah, gejala ini udah termasuk gejala prokrastinasi nih. Dengan belajar kelompok, gejala ini bisa ditanggulangin, karena kita bekerja dengan orang lain berarti tenggat waktunya juga nggak bisa seenak jidat kita yg tentuin sendirian. Kita sebisa mungkin harus patuh dan kompromi terhadap aturan-aturan kelompok.
2. Dapet sudut pandang yang beda
Ini nih yang jadi keunggulan utama belajar dalem kelompok. Belajar kelompok bikin kita dengerin banyak sekali masukan-masukan dari sudut pandang yang berbeda-beda. Hal ini bisa bikin pemahaman yang lebih, kaya mengenai topik yang lagi kita pelajarin.
3. Mengembangkan kemampuan-kemampuan baru di luar pelajaran
Selain nambah pengetahuan dan ngeluasin sudut pandang, belajar kelompok juga bikin kita makin jago dalam hal kemampuan untuk berdiskusi, berdebat, nulis catetan diskusi, trus juga bisa ningkatin kemampuan organisasi kita. Kok bisa?! Lah iya, dalam sebuah kelompok, mau secupu apapun kelompoknya, pasti ada kecenderungan untuk berorganisasi. Pasti ada yang muncul jadi pemimpin. Ada juga yang jadi pengikut doang. Ada juga yg kerjaannya cuma ngetik doang, ada yang mikir doang, dsb. Nah, dengan kondisi ini, kita bisa ngelatih kemampuan organisasi kita. Contohnya kemampuan untuk negosiasi, untuk ngelobi, untuk patuh terhadap peran, untuk bisa me-manage anak buah, dan sebagainya.
4. Nambah temen nongkrong
Udah, nggak usah diomongin lagi lah klo belajar kelompok pasti bikin kita makin menjadi sosial. Jelas, lah. Dari jumlahnya aja lebih dari satu, berarti kan nggak kesepian, kan?! Udah gitu, tempat belajarnya bisa aja di tempat-tempat gaul, tempat nongkrong favorit lo dan temen-temen, atau malah di perpustakaan.. 😀 Udah gitu, kalo misalnya lo pingin buat ngembangin jaringan sosial lo, lo bisa aja kan gabung sama kelompok lain buat belajar bareng-bareng. Atau malah gabungin kelompok lo sama kelompok baru tersebut, biar sekalian pertukaran idenya lebih maknyus.
5. Ngurangin stres sebelom ujian
Sebelom ujian, pasti elo-elo pada ngerasain setres, kan? Ada yg ringan, ada juga yang sampe keringet dingin sepanjang hari. Nah, belajar kelompok tuh bisa banget lho, nurunin level stress lo. Lo bisa ngeliat orang-orang yang lagi “seperjuangan” sama lo, yang mana bakal memotivasi lo buat semangat ngadepin ujian. Cuma jangan kebalik nih, belajar bareng itu sebaiknya sebelum ujian, jangan setelah ujian berlangsung. Klo setelah ujian, lo bakal jadi setres deh mikirin jawaban lo yg salah di mana orang lain bener. Udah jadi hukum psikologi manusia, bahwa kita sedih kalo ada orang lain yang sedih, tapi kita makin sedih kalo ada orang lain seneng.

Kerugian belajar kelompok
  1. Kita lebih cenderung untuk melakukan hal-hal yang kurang berhubungan dengan tugas/pelajaran. Kita punya kecenderungan untuk lebih menikmati gosip, obrolan tentang film, obrolan bola, obrolin cewe cakep, dll. Trus selain obrolan yang ga nyambung, kadang kita juga sering ngelakuin hal yang ga nyambung juga, kaya makan bareng, maen PS, chatting sama temen lain, dsb.
  2. Kita malah bakalan ngurusin satu temen kita yang ketinggalan, akhirnya diskusi yg udah jalan jadi terbengkalai.
  3. Kita terpengaruh sama temen kita yang bisa aja salah, tapi karena dianggep jadinya kita percaya-percaya aja. Makanya diskusi dan debat diperluin nih untuk ngatasin masalah kaya gini. Kita punya hak untuk mendebat apapun dan siapapun biar dapet kesimpulan yang lebih kaya
  4. Udah jadi kebiasaan dalem diri kita, terutama elo-elo yang orangnya kompetitif, bahwa kita setres kalo liat temen yang lebih pinter dari kita. Belajar kelompok itu membutuhkan kerelaan diri bahwa ada kok emang orang-orang lain yang lebih jago dari kita dalam hal apa pun. Dan itulah dunia. Sedap.....
  5. Nah, kerugian terakhir dari belajar kelompok, ada satu fenomena menyedihkan yang sering gua perhatiin, terutama buat elo-elo yang muales banget belajar. Banyak banget nih, anak-anak males yang rupanya cuma ngandelin belajar kelompok dengan harapan bisa diajarin sama yang laen atau istilahnya "kecipratan pinter". Terus ujung-ujungnya waktu belajar kelompok anak2 males ini cuma sibuk minjem catetan, fotokopi, terus minta "disuapin" pelajaran yang gak ngerti, atau yang lebih parah nanya "Eh kira-kira yang penting bakalan keluar apa aja, sih?". Yah, sebenernya sih gpp kayak gitu satu-dua kali kalo emang lu lagi buta sama sekali, tapi yang bahaya adalah kalo yang kayak gini jadi KEBIASAAN ! Nantinya, lu gak akan terlatih untuk menjalani tantangan dan selalu 'lari' dengan ngandelin orang laen.
Oke, sekarang kan gua udah ngejabarin baik keuntungan dan kerugian belajar sendiri maupun belajar kelompok. Moga-moga nih, penjabaran di atas bisa ngebantu lu buat ambil keputusan yang tepat, metode belajar mana yang kira-kira lebih cocok dengan gaya belajar lu dan tantangan akademis yang mau lu atasi.


Sumber
https://www.zenius.net/blog/1815/mana-yg-lebih-baik-belajar-kelompok-atau-belajar-sendiri




Pengertian Metode Ekspositori

Pengertian Metode Ekspositori

Metode Belajar Ekspositori
Ilustrasi Metode Ekspositori
Metode Ekspositori adalah strategi pembelajaran yang menekankan kepada proses penyampaian materi secara verbal dari seorang guru kepada siswa dengan maksud agar siswa dapat menguasai materi pelajaran secara optimal.

Roy Killen (dalam Wina Sanjaya) menamakan metode ekspositori dengan istilah strategi pembelajaran langsung (Direct Instruction). Karena dalam hal ini siswa tidak dituntut untuk menemukan materi itu. Materi pelajaran seakan-akan sudah jadi. Oleh karena metode ekspositori lebih menekankan kepada proses bertutur, maka sering juga dinamakan istilah metode chalk and talk.

Metode ekspositori merupakan bentuk dari pendekatan pembelajaran yang berorientasi kepada guru (teacher centered approach) (Wina Sanjaya, 2008:179). Dikatakan demikian, sebab guru memegang peran yang sangat dominan. Melalui metode ini guru menyampaikan materi pembelajaran secara terstruktur dengan harapan materi pelajaran yang disampaikan itu dapat dikuasai siswa dengan baik. Fokus utama metode ini adalah kemampuan akademik siswa (academic achievement student).

Prinsip-prinsip Metode Ekspositori

Prinsip-prinsip pembelajaran dengan metode ekspositori yang harus diperhatikan oleh setiap guru antara lain (Wina Sanjaya, 2008:181)

1. Berorientasi pada Tujuan

Walaupun penyampaian materi pelajaran merupakan ciri utama dalam metode ini, namun tidak berarti proses penyampaian materi tanpa tujuan pembelajaran, justru tujuan itulah yang harus menjadi pertimbangan utama dalam penggunaan metode ini.

2. Prinpip Komunikasi

Proses pembelajaran dapat dikatakan sebagai proses komunikasi, yang menunjuk pada proses penyampaian pesan dari seseorang (sumber pesan) kepada seseorang atau sekelompok orang (penerima pesan). Pesan yang ingin disampaikan dalam hal ini adalah materi pelajaran yang telah diorganisir dan disusun dengan tujuan tertentu yang ingin dicapai. Dalam proses komunikasi guru berfungsi sebagai sumber pesan dan siswa berfungsi sebagai penerima pesan.

3. Prinsip Kesiapan

Dalam teori belajar koneksionisme, “kesiapan” merupakan salah satu hubelajar.Inti dari hukum ini adalah guru harus terlebih dahulu memosisikan siswa dalam keadaan siap baik secara fisik maupun psikis untuk menerima pelajaran. Jangan memulai pelajaran, manakala siswa belum siap untuk menerimanya.

4. Prinsip Berkelanjutan

Proses pembelajaran ekspositori harus dapat mendorong siswa untuk mau mempelajari materi pelajaran lebih lanjut. Pembelajaran bukan hanya berlangsung pada saat itu, akan tetapi juga untuk waktu selanjutnya.

Prosedur Metode Ekspositori

Pada Pelaksanaannya metode ekspositori memiliki prosedur-prosedur pelaksanaan, secara garis besar digambarkan oleh Wina Sanjaya (2008) sebagai berikut :

1. Persiapan (Preparation)

Tahap persiapan berkaitan dengan mempersiapkan siswa untuk menerima pelajaran. Dalam metode ekspositori, keberhasilan pelaksanaan pembelajaran sangat bergantung pada langkah persiapan. Tujuan yang ingin dicapai dalam melakukan persiapan yaitu :
  • Mengajak siswa keluar dari kondisi mental yang pasif. 
  • Membangkitkan motivasi dan minat siswa untuk belajar. 
  • Merangsang dan mengubah rasa ingin tahu siswa. 
  • Menciptakan suasana dan iklim pembelajaran yang terbuka.

2. Penyajian (Presentation)

Tahap penyajian adalah langkah penyampaian materi pelajaran sesuai dengan persiapan yang telah dilakukan.Hal yang harus diperhatikan oleh guru adalah bagaimana materi pelajaran dapat dengan mudah ditangkap dan dipahami oleh siswa. Oleh sebab itu, ada beberapa hal yang harus diperhatikan dalam pelaksanaan langkah ini diantaranya : Penggunaan bahasa, intonasi suara, Menjaga kontak mata dengan siswa, serta menggunakan kemampuan guru untuk menjaga agar suasana kelas tetap hidup dan menyenangkan.

3. Korelasi (Correlation)

Tahap korelasi adalah langkah yang dilakukan untuk memberikan makna terhadap materi pelajaran, baik makna untuk memperbaiki struktur pengetahuan yang telah dimiliki siswa maupun makna untuk meningkatkan kualitas kemampuan berpikir dan kemampuan motorik siswa.

4. Menyimpulkan (Generalization)

Menyimpulkan adalah tahapan untuk memahami inti (core) dari materi pelajaran yang telah disajikan. Sebab melalui langkah menyimpulkan, siswa dapat mengambil inti sari dari proses penyajian. Menyimpulkan berarti pula memberikan keyakinan kepada siswa tentang kebenaran suatu paparan. Sehingga siswa tidak merasa ragu lagi akan penjelasan guru. Menyimpulkan bisa dilakukan dengan cara mengulang kembali inti- inti materi yang menjadi pokok persoalan, memberikan beberapa pertanyaan yang relevan dengan materi yang diajarkan, dan membuat maping atau pemetaan keterkaitan antar pokok-pokok materi.

5. Mengaplikasikan (Aplication)

Tahap aplikasi adalah langkah unjuk kemampuan siswa setelah mereka menyimak penjelasan guru. Langkah ini merupakan langkah yang sangat penting dalam proses pembelajaran ekspositori. Sebab melalui langkah ini guru akan dapat mengumpulkan informasi tentang penguasaan dan pemahaman siswa terhadap materi yang telah diajarkan. Teknik yang biasa dilakukan pada langkah ini diantaranya, dengan membuat tugas yang relevan, serta dengan memberikan tes materi yang telah diajarkan untuk dikerjakan oleh siswa.

Kelebihan dan Kelemahan Metode Ekspositori

Kelebihan Metode Espositori

  1. Dengan metode ekspositori guru dapat mengontrol urutan dan keluasan pembelajaran, dengan demikian ia dapat mengetahui sejauh mana siswa menguasai bahan pelajaran yang disampaikan. 
  2. Metode pembelajaran ekspositori dianggap sangat efektif apabila materi pelajaran yang harus dikuasai siswa cukup luas, sementara itu waktu yang dimiliki untuk belajar terbatas. 
  3. Melalui Strategi pembelajaran ekspositori selain siswa dapat mendengar melalui penuturan tentang suatu materi pelajaran, juga sekaligus siswa bisa melihat atau mengobservasi (melalui pelaksanaan Demonstrasi). 
  4. Metode Pembelajaran ini bisa digunakan untuk jumlah siswa dan ukuran kelas yang besar.

Kelemahan Metode Ekspositori

  1. Metode pembelajaran ini hanya mungkin dapat dilakukan terhadap siswa yang memiliki kemampuan mendengar dan menyimak secara baik. 
  2. Metode ini tidak mungkin dapat melayani perbedaan setiap individu baik perbedaan kemampuan, pengetahuan, minat, dan bakat, serta perbedaan gaya belajar siswa. 
  3. Metode ini sulit mengembangkan kemampuan siswa dalam hal kemampuan sosialisasi, hubungan interpersonal, serta kemampuan berpikir kritis. 
  4. Keberhasilan metode pembelajaran ekspositori sangat tergantung kepada apa yang dimiliki guru, seperti persiapan, pengetahuan, rasa percaya diri, senmangat, antusiasme, motivasi, dan kemampuan mengelola kelas. Tanpa itu sudah dipastikan pembelajaran tidak mungkin berhasil. 
  5. Pengetahuan yang dimiliki siswa akan terbatas pada apa yang diberikan guru.mengingat gaya komunikasi metode pembelajaran ini lebih banyak terjadi satu arah (one-way communication). Sehingga kesempatan untuk mengontrol pemahaman siswa akan terbatas pula.

Daftar Pustaka

  • Jamarah,B.S. 2002. Strategi Belajar Mengajar. Jakarta : Rineka Cipta.
  • Popham,W.J. 1992. Tehnik Mengajar Secara Sistematis. Jakarta :Rineka Cipta.
  • Sanjaya, W. 2008. Strategi Pembelajaran. Bandung : Kencana Prenada Media Group.

Sumber:
 http://www.kajianpustaka.com/2012/12/metode-belajar-ekspositori.html


Metode Pembelajaran Kerja Kelompok


Metode kerja kelompok adalah metode mengajar dengan mengkondisikan peserta didik dalam suatu group atau kelompok sebagai satu kesatuan dan diberikan tugas untuk dibahas dalam kelompok tersebut. Karena itu guru dituntut untuk mampu menyediakan bahan-bahan pelajaran yang secara manipulasi mampu melibatkan anak bekerjasama dan berkolaborasi dalam kelompok. Penerapan metode kerja kelompok menuntut guru untuk dapat mengelompokan peserta didik secara arif dan proporsional. Pengelompokkan peserta didik dalam suatu kelompok dapat didasarkan pada:
  1. fasilitas yang tersedia;
  2. perbedaan individual dalam minat belajar dan kemampuan belajar;
  3. jenis pekerjaan yang diberikan;
  4. wilayah tempat tinggal peserta didik;
  5. jenis kelamin;
  6. memperbesar partisipasi peserta didik dalam kelompok; dan
  7. berdasarkan pada loter/ random.

Tujuan Metode Pembelajaran Kerja Kelompok

Penggunaan metode kerja kelompok menurut Moedjiono (1992:62) bertujuan untuk:
  1. Memupuk kemauan dan kemampuan kerjasama di antara para pesera didik
  2. Meningkatkan keterlibatan sosio-emosional dan intelektuan para peserta didik dalam proses belajar mengaar yang diselenggarakan
  3. Meningkatkan perhatian terhadap proses dan hasil dari proses belajar mengajar secara berimbang

Langkah-Langkah Pembelajaran dengan Metode Kerja Kelompok

1. Kegiatan Persiapan Metode Kerja Kelompok
  • Merumuskan tujuan pembelajaran yang akan dicapai
  • Menyiapkan materi pembelajaran dan menjabarkan materi ?tersebut ke dalam tugas-tugas kelompok.
  • Mengidentifikasi sumber-sumber yang akan menjadi sasaran ?kegiatan kerja kelompok.
  • Menyusun peraturan pembentukan kelompok, cara kerja, saat ?memulai dan mengakhiri, dan tata tertib lainnya.
2. Kegiatan Pelaksanaan
3. Kegiatan Membuka Pelajaran
  • Melaksanakan apersepsi, yaitu pertanyaan tentang materi ?pelajaran sebelumnya.
  • Memotivasi belajar dengan mengemukakan kasus yang ada ?kaitannya dengan materi pelajaran yang akan diajarkan
  • Mengemukakan tujuan pelajaran dan berbagai kegiatan ?yang akan dikerjakan dalam mencapai tujuan pelajaran itu.
4. Kegiatan Inti Pelajaran
  • Mengemukakan lingkup materi pelajaran yang akan dipelajari
  • Membentuk kelompok
  • Mengemukakan tugas setiap kelompok kepada ketua ?kelompok atau langsung kepada semua siswa
  • Mengemukakan peraturan dan tata tertib serta saat memulai dan mengakhiri kegiatan kerja kelompok.
  • Mengawasi, memonitor, dan bertindak sebagai fasilitator selama siswa melakukan kerja kelompok.
  • Pertemuan klasikal untuk pelaporan hasil kerja kelompok, pemberian balikan dari kelompok lain atau dari guru.
5. Kegiatan Mengakhiri Pelajaran
  • Meminta siswa merangkum isi pelajaran yang telah dikaji melalui kerja kelompok.
  • Melakukan evaluasi hasil dan proses
  • Melaksanakan tindak lanjut baik berupa mengajari ulang materi yang belum dikuasai siswa maupun memberi tugas pengayaan bagi siswa yang telah menguasai materi metode kerja kelompok

Kelebihan dan Kekurangan Pembelajaran Kerja Kelompok

Kekuatan dari metode kerja kelompok ini adalah :
  • Membuat peserta didik aktif mencari bahan untuk menyelesaikan tugasnya
  • Menggalang kerjasama dan kekompakan dalam kelompok
  • Mengembangkan kepemimpinan peserta didik dan pengajaran keterampilan berdiskusi dan proses kelompok
Keterbatasan penggunaan metode kerja kelompok ini, adalah :
  • Kerja kelompok hanya memberikan kesempatan kepada peserta yang aktif dan mampu untuk berperan sedangkan peserta didik yang terbelakang tidak terbuat apa-apa
  • Memerlukan fasilitas yang beragam baik untuk fasilitas fisik dan ruangan maupun sumber-sumber belajar yang harus disediakan.

Alasan Penggunaan Metode Kelompok

Metode kerja kelompok digunakan guru karena alasan sebagai berikut:
  1. Membuat peserta didik dapat bekerja sama dengan temannya dalam satu kesataun tugas.
  2. Mengembangkan kekuatan untuk mencari dan menemukan bahanb-bahan untuk melaksanakan tugas tersebut.
  3. Membuat peserta didik aktif.

Sumber:
https://idtesis.com/metode-pembelajaran-kerja-kelompok/




Pendidikan agama merupakan mata pelajaran wajib





             Pendidikan pada hakekatnya merupakan proses pendewasaan manusia menjadi manusia seutuhnya. Manusia seutuhnya meliputi keseluruhan dimensi kehidupan manusia: fisik, psikis, mental/moral, spiritual dan religius. Pendidikan dapat berlangsung secara formal di sekolah, informal di lembaga-lembaga pendidikan dan pelatihan dan nonformal dalam keluarga. Pendidikan agama di sekolah sebagai salah satu upaya pendewasaan manusia pada dimensi spiritual-religius. Adanya pelajaran agama di sekolah di satu pihak sebagai upaya pemenuhan hakekat manusia sebagai makhluk religius (homo religiousus). Sekaligus di lain pihak pemenuhan apa yang objektif dari para siswa akan kebutuhan pelayanan hidup keagamaan. Agama dan hidup beriman merupakan suatu yang objektif menjadi kebutuhan setiap manusia.

          Pelaksanaan pelajaran agama di sekolah selama ini sudah berjalan. Sekolah-sekolah di Indonesia memberlakukan/memasukkan pelajaran agama dalam kurikulum. Pelajaran Pendidikan Agama merupakan salah satu pelajaran ‘wajib’, harus ada dan diterima oleh para siswa. Di Indonesia persekolahan-persekolahan swasta umum dengan ciri keagamaan tertentu menerapkan pelajaran agama sesuai dengan diri khas keagamaannya.

          Pendidikan agama merupakan mata pelajaran wajib di dalam kurikulum pendidikan dasar, menengah dan tinggi.
 (1) Kurikulum pendidikan dasar dan menengah wajib memuat: 
(a) pendidikan agama, (b) pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa, (d) matematika, (e) ilmu pengetahuan alam, (f) ilmu pengetahuan sosial, (g) seni dan budaya, (h) pendidikan jasmani dan olah raga, (i) keterampilan/kejuruan, dan (j) muatan lokal.

(2) Kurikulum pendidikan tinggi wajib memuat:
 (a) pendidikan agama, (b) pendidikan kewarganegaraan, (c) bahasa.” (UU 20/2003, pasal 37/1-2). 

       “Kurikulum untuk jenis pendidikan umum, kejuruan dan khusus pada jenjang pendidikan dasar dan menengah terdiri atas: 
(a) kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia, (b) kelompok mata pelajaran kewarganegaraan dan kepribadian, (c) kelompok mata pelajaran ilmu pengetahuan dan teknologi, (d) kelompok mata pelajaran estetika, (e) kelompok mata pelajaran jasmani, olah raga, dan kesehatan.” (PP. 19/2005, tentang Standar Nasional Pendidikan, pasal 6).

“Kelompok mata pelajaran agama dan akhlak mulia pada SD/MI/SDLB/Paket A, SMP/MTs/SMPLB/Paket B, SMA/MA/SMALB/Paket C, SMK/MAK, atau bentuk lain yang sederajat dilaksanakan melalui muatan dan/atau kegiatan agama, kewarganegaraan, kepribadian, ilmu pengetahun dan teknologi, estetika, jasmani, olah raga, dann kesehatan.” (PP. 19/2005, pasal 7/1).

         Sistem Pendidikan Agama Dalam Pendidikan Nasional
(1) Pengertian pendidikan agama.
Pendidikan agama adalah pendidikan yang memberikan pengetahuan dan membentuk sikap, kepribadian dan keterampilan peserta didik dalam mengamalkan ajaran agamanya, yang dilaksanakan sekurang-kurangnya melalui mata pelajaran/kuliah pada semua jalur, jenjang, dan jenis pendidikan.” (Pasal 1/1, PP. 55/2007, tentang Pendidikan Agama dan Keagamaan).

(2) Fungsi dan Tujuan Pendidikan Agama.
1. Pendidikan agama berfungsi membentuk manusia Indonesia yang beriman dan bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa serta berkhlak mulia, dan mampu menjaga kedamaian dan kerukunan hubungan intern dan antar umat beragama.”
2. Pendidikan bertujuan untuk berkembangnya kemampuan peserta didik dalam memahami, menghayati, dan mengamalkan nilai-nilai agama yang menyerasikan penguasaannya dalam ilmu pengetahuan, teknologi dan seni.” (PP. 55/2007, pasal 2/1-2).

 Program-program pemerintah untuk penyediaan tenaga pengajar agama dan peningkatan kualitas pengajar agama (dengan program sertifikasi dan pelatihan-pelatihan) belum menjangkau seluruh guru. ketiga, fasilitas pelajaran agama yang kurang/tidak representatif. Kenyataan di lapangan pelajaran agama yang tidak ada sekolah-sekolah negeri, khususnya siswa yang jumlahnya lebih sedikit sering tidak mendapatkan tempat/ruang dan jadual yang representatif untuk pelajaran agama.

         Dari paparan dan telaah diatas dapat direkomendasikan sebagai berikut:
1. Semua pihak harus menghormati dan melaksanakan kesepakatan bersama antara Menteri Agama dan Menteri Pendidikan, bahwa pendidikan agama menjadi tanggung jawab Menteri Agama.
2. Semua satuan pendidikan hendaknya tunduk terhadap UU No. 20 Tahun 2003 dan PP No. 55 tahun 2007.
3. Pola pembelajaran pendidikan agama perlu dikembangkan secara sistematis dan terukur agar anak tidak hanya mengetahui dan memahami ajaran agama tetapi juga melekat dalam kepribadian setiap manusia.
4. Perlu memperkuat sinergisitas antara Kementerian Agama dan Kementerian pendidikan dan Kebudayaan dalam hal pengembangan pendidikan agama.
5. Dalam rangka pemenuhan hak anak, Kementerian Agama dan Kementerian Pendidikan harus bertindak tegas kepada satuan pendidikan yang jelas melangar UU N0. 20 Tahun 2003 dan PP No. 55 Tahun 2007.


Sumber:
http://www.kpai.go.id/artikel/implementasi-pendidikan-agama-di-sekolah-dan-solusinya/

Sabtu, 01 Juli 2017

Guru Menyampaikan Materi, Murid asik Bermain Telkomunikasi Bagaimana Ini

Belajar adalah salah satu kegiatan yang dilakukan didalam kelas maupun luar kelas antara guru dan murid, namun apa jadinya jika seorang guru menerangkan sebuah materi murid asik bermain HP.

Mungkin ini akan menjadi masalah bagi guru ketika menyampaikan sebuah materi namun anak tersebut tidak paham dan ngerti yang mana setiap pembelajaran ada yang namanya evaluasi, maka dari itu ini menjadi PR buat guru.
Sungguh ironis  jika melihat kegiatan belajar tersebut,mungkin ibu dan bapak lebih tahu mengenai suatu masalah ini, jika memang murid dan guru ingin belajar lebih harmonis dan nyaman tentu akan membuat yang namnya peraturan sehingga anak tidak membawa alat telkomunikasi disekolah.

Namun apa boleh buat jika anak tersebut tidak disiplin dalam peraturan maka akan tetap bawa alat komunikasi maka dari itu guru dan pihak sekolah semoga selalu memeriksa muridnya yang membawa alat komunikasi.
Maka dari itu sekolah wajib memasilitasi dengan adanya telpon sekolah, sehingga ada kepentingan anak dengan orang tua bisa berjalan dengan baik.
Semoga bagi ibu dan bapak yang menjadi tenaga pendidik disekolahnya tidak membolehkan anaknya membawa alat komunikasi sehingga kegiiatan belajar lebih harmonis dan nyaman.
 
 
Sumber
http://operatornesia.blogspot.co.id/2016/07/guru-menyampaikan-materi-murid-asik.html

Perbedaan Mengajar dan Mendidik

Perbedaan Mengajar dan Mendidik Yang perlu diketahui - jika kawan dan sahabat seperjuangan sedang mencari refrensi tentang  Apa Perbedan Mengajar dan Mendidik tepat sekali admin sudah menyiapkan beberapa pemaparan yang mana akan admin paparkan di bawah ini.

Jika dilihat sepintas memang mengajar dan mendidik dan mengajar itu sama saja akan tetapi ada sedikit perbedaan berikut adalah penjelasan tentang Perbedan Mengajar dan Mendidik Yang perlu diketahui


MENGAJAR
Mengajar adalah kegiatan yang dilakukan guru dalam mentrasnfer atau memberi pengetahuan dan informasi sebanyak-banyaknya kepada siswa sesuai dengan pedoman dan petunjuk yang telah ditetapkan. didalam kegiatan mengajar ini tentu ada unsur kegiatan. akan tetapi ada aspek dominan yang dikembangkan dalam mengajar adalah asfek kognitif ( pengetahuan )

Untuk dapat melaksanakan kegiatan mengajar dengan baik setiap guru di tuntut untuk menguasai hal seperti dibawah in:
- mampu menguasai prinsip-prinsip belajar mengajar
- menguasai sumber belajar mengajar
-  mampu menggunakan sarana belajar dengan baik
- mampu tujuan pembelajaran dan mampu mendorong siswa untuk selalu aktif
Mengajar tanpa memperhatikan hal yang telah disebutkan diatas seperti pengertian mengajar merupakan pemborosan dan hanya membuang waktu sehingga tujuan tidak tercapai.

MENDIDIK
Mendidik adalah kegiatan guru dalam memberi contoh , tuntunan yang dapat memberi petujuk dan keteladanan yang dapat ditiru dan diterapkan oleh sikap dan prilaku ( ahlakul karimah ) dalam kehidupan sehari-hari. adapaun aspek yang dominan yang dapat dikembangkan dalam proses pendidikan adalah aspek  afektif ( nilai dan sikap )

Untuk dapat melaksanakan kegiatan mengajar dengan baik setiap guru tentunya dituntut untuk mengetahui hal di bawah ini :
- mampu merumuskan tujuan yang ingin dicapai
- mampu menjadi teladan yang baik
-  mampu menjadi orang tua kedua disekolah
Itulah beberapa poin tentang Perbedan Mengajar dan Mendidik Yang perlu diketahui semoga kita semua tambah tahu sebagai pendidik dan pengajar disekolah. dan bisa menjadi contoh untuk generasi masa depan. 
jika kiranya ada sedikit keluhan baik itu berupa pemaparan silahkan untuk berikan sedikit penambahan dan  butiran berupa kata untuk lebih baik lagi di bawah ini.
Sumber :
http://operatornesia.blogspot.co.id/2017/03/perbedan-mengajar-dan-mendidik-yang.html

 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimkVxv75GOxhRXgWcyT73UQSFxiYzsW5jWHvh2QObC-NAO9O9gVRm3B03qCSVLL4tZWwafUtkHUkceR-YNE-tHCFwB8uCavbfUWY3Y_siDqzgGe5t5O85inF3bRMNbJzN03M9HKJayyX8N/s800/bg_star.png