ABSTRAK
Judul Tesis :
ANALISIS PENGARUH PENGUNAAN GADGET TERHADAP FALSAFAH PENDIDIKAN ADVENT SECARA HOLISTIK MENURUT LUKAS 2:52 DI SEKOLAH LANJUTAN ADVENT PURWODADI
Nama Peneliti : Herwan Oroh
Gelar : Magister Filsafat (M.Fil)
Dosen Pembimbing : Dr. B.D. Nainggolan, MPS
Tanggal selesai : April 2018.
Dunia sudah memasuki era baru yaitu era teknologi dan komunikasi. Perkembangan teknologi dan komunikasi ini terjadi sangat pesat, teknologi terus menciptakan berbagai macam jenis gadget yang memiliki klasifikasi sebagai gadget high technology. Pengguna alat-alat canggih (gadget) yang terhubung ke dunia maya selama 24 jam, membuka sosial media atau game online menjadi aktivitas rutin yang tidak bisa ditinggalkan setiap harinya, sekalipun itu hari libur Pada umumnya teknologi (gadget) telah menjadi bagian yang tidak dapat dipisahkan dari kehidupan seseorang, diperlukan upaya-upaya untuk meningkatkan kesadaran, pengetahuan, dan keterampilan agar tetap menggunakan internet lewat gadgetnya dengan cerdas. Tingginya penggunaan gadget pada kalangan remaja akibat perkembangan teknologi menuntut remaja untuk menggunakan gadget setiap hari.
Perkembangan teknologi dan informatika semakin pesat tidak dapat dihindari lagi pengaruhnya terhadap dunia pendidikan. Pendidikan merupakan suatu proses upaya pewarisan nilai-nilai yang sering disebut proses transformasi yang menyangkup segala aspek.
Dari segi fisik, ada remaja yang mengalami kurang tidur, remaja yang malas untuk makan teratur dan kurang menjaga budaya hidup bersih, rapih dan sehat. Dari segi pikiran ada remaja yang mudah emosi tidak dapat menahan hati untuk berkata-kata yang tidak sopan, bicara kotor, tak senonoh sebagai akibat terlalu asyk bermain gadget.
Dari segi kerohanian ada remaja saat bangun pagi, kegiatan yang dilakukan adalah membuka sosial media untuk menulis status atau hanya sekedar memeriksa status teman sebagai gantinya menyembah Allah dengan rasa syukur atas berkat Tuhan untuk menjadi seperti Kristus. Bila tiba saat ibadah petang di mulai, ada remaja yang tidak menunjukan rasa hormat dalam penyembahannya kepada Allah, dengan berbisik-bisik, menggangu teman yang memperhatikan, bahkan ada yang tidak ikut beribadah karena bersembunyi agar tidak mengikiti ibadah petang bersama. Dari segi social ada remaja yang tidak dapat menahan hatinya untuk berbicara dengan kata tidak sopan, kata kotor, tidak senonoh, dan berkata kasar kepada orang yang memnggangunya.
Ada moto handphone “mendekatkan yang jauh, menjauhkan yang dekat” dan lain-lainnya. Sehingga aspek afektif seperti kecerdasan spiritual berkomunikasi dengan Allah dan kecerdasan emosional untuk hidup berbaur menjadi berkat bagi orang lain ditelantarkan.
Gadget telah menjadi produk primadona, bahkan bagian yang tidak terpisahkan dari kehidupan remaja, hal ini pada akhirnya dapat merusak citra Allah secara holistic didalam diri remaja. Maka diperlukan satu benteng yang kokoh yaitu Lembaga Pendidikan Kristen Advent yang dikembangkan di sekolah oleh pimpinan dan guru-guru yang merasa terpanggil melaksanakan satu pekerjaan yang mulia, yang merasa bertanggung jawab membina dan mengembangkan anak-anak didik mereka menjadi orang-orang muda yang cakap, yang beribadat, dan yang siap memasuki perguruan tinggi, membuat satu prestasi terhormat atas program pendidikan Kristen yang dijalankan sesuai falsafah, visi, misi, dan tujuan-tujuan Gereja Masehi Advent hari Ketujuh. Pendidikan Advent berfungsi sebagai tembok pelindung yang menjaga anak-anak dari cobaan dan amaran iblis dalam bentuk pengaruh duniawi yang menyesatkan.
Kita pasti pernah mendengar ungkapan ”Like father, like son” (sebagaimana bapak, begitu pula anaknya), sebuah ungkapan yang dipakai untuk menunjuk keserupaan atau kemiripan dalam keluarga. Demikian juga dengan Allah, Dia ingin anak-anak-Nya bertumbuh serupa dengan-Nya. Yang membedakan pendidikan sejati dengan pendidikan duniawi ialah tujuannya yaitu menjadi serupa dengan Kristus. Sehingga kesalehan dalam konteks kristiani bukan sekedar moralis, bukan hanya ibadah secara lahiriah, bukan hanya konsep tentang Allah, bukan pula kebajikan ataupun idealisme melainkan hidup yang berakar pada Kristus.
Pembahasan mengenai “Bertumbuh dewasa seperti Yesus Kristus secara holistik” didalam Lukas 2:40 dan 52 adalah sangat penting untuk menjadi serupa dengan Allah. Alkitab memberikan penjelasan bertumbuh adalah kata kunci dalam hidup Yesus. Hidup adalah bertumbuh. Mendidik adalah menumbuhkan. Pertumbuhan tidak bisa terjadi mendadak, tetapi memerlukan proses. Lukas 2 mencatat arah pertumbuhan Yesus, yaitu ayat 40 “Menjadi kuat, penuh hikmat dan kasih karunia Allah ada pada-Nya”. Dan di ayat 52 “bertambah hikmat-Nya…dan makin dikasihi oleh Allah dan manusia.”
Penelitian diadakan di wilayah Sekolah Lanjutan Advent Purwodadi Konferens Jawa Timur dengan tujuan untuk mengetahui seberapa kuat kaitan kalimat “penggunaan gadget” dengan kehidupan siswa berdasarkan falsafal pendidikan Advent, Sejauh mana pemahaman siswa-siswi terhadap hal-hal penting atau pokok-pokok holistik yang menjadi kekhasan ajaran falsafah Pendidikan Advent, Pendidikan Advent mendidik anak didiknya dengan utuh karena mendidik mental, fisik dan rohaninya. Pendidikan Advent adalah buah inspirasi dari Allah yang menginginkan yang terbaik bagi anak-anaknya
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara Penggunaan Gadget dengan Falsafah Pendidikan Advent secara Holistik menurut Lukas 2:52 dengan persentase sebesar 73, 8%. Skor pemahaman tertinggi adalah soal nomor 29 yaitu sebesar 3, 4. Artinya rata-rata responden setuju bahwa “dengan kecanggihan gadget, mereka dapat mengajak teman-teman mereka untuk belajar tentang Yesus Kristus melalui nonton bersama tentang film kisah hidup Yesus Kristus. Sedangkan skor pemahaman yang terendah adalah soal nomor 27 yaitu sebesar 2, 1. Artinya bahwa rata-rata responden tidak setuju bahwa “siswa/i menghargai orang lain dengan berhenti main gadget ketika mereka datang meminta bantuan siswa/i tersebut meskipun mereka berbeda pandangan dan keyakinan dengan siswa/i tersebut”
0 comments:
Posting Komentar