Pendidikan Agama Kristen Advent
SELAMAT DATANG DI KAMPUS SLAPUR - See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/07/cara-membuat-tulisan-berjalan-marquee.html#sthash.A7IzSU3m.dpuf

Rabu, 11 April 2018

Seto Mulyadi, “Komunikasi Efektif dapat Mengontrol Pengaruh Buruk Gadget”




Era gadget yang berbahaya dapat dikontrol dengan adanya komunikasi yang efektif. Hal ini diwujudkan dengan membiasakan mendengar aktif apa yang disampaikan anak–anak, memberikan pesan diri yang positif, serta berani mengkritik diri sendiri. Mulailah dengan berdongeng, membangun suasana bermain bersama dan kembali membudayakan permainan tradisional untuk melawan pengaruh–pengaruh dari gadget tadi.
Demikian disampaikan Seto Mulyadi atau yang akrab disapa Kak Seto, dalam Seminar Nasional “Great Gadget Great Generation” dengan tema Penanggulangan Adiksi Gadget pada Anak & Remaja dari Sudut Pandang Psikologi, Teknologi dan Agama yang diselenggarakan Pogram Studi Magister Psikologi Profesi menggelar di Aula Unisba Jalan Tamansari No. 1 Bandung, Kamis (12/5/2016). Seminar ini diikuti 180 peseta yang terdiri dari mahasiswa Prikologi Unisba, alumni, guru dan umum.  Seminar ini merupakan lanjutan dari seminar GaDGeT yang sebelumnya dilaksanakan pada tahun 2015 dengan menghadiarkan pembicara Muhamad Nur Awaludin, S.Kom. (CEO Kakatu Team), Dr. H. Agus Sofyandi K., Psikolog (Pakar Psikologi Islami) dan Dr. Seto Mulyadi, Psi., M.Psi. (Pemerhati Anak, Ketua Dewan Pembina Komanas Perlindungan Anak). 
Lebih jauh Kak Seto mengungkapkan, anak memiliki hak untuk belajar, karena semua anak senang belajar. Program wajib belajar adalah program pemerintah, sedangkan masyarakat dan orang tua harus menciptakan pembelajaran yang menyenangkan, yang ramah tamah, yang membuat anak termotivasi secara internal untuk belajar.
 “Stop kekerasan pada anak baik di rumah maupun di sekolah,” ajak Kak Seto. Orang tua harus menjadi idola bagi anak–anaknya sendiri. Kunci sukses menghadapi anak adalah kreatif. “Menciptakan lagu yang kreatif untuk putra dan putri kita. Tumbuhkan dalam diri anak kita kepercayaan diri dan kedekatan kepada orang tua serta tidak mudah terbelokkan oleh gadget”, ujar Kak Seto. Dia pun yakin, jika orang tua kreatif maka anak pun akan menjadi kreatif, dan yang tak kalah penting, didiklah anak dengan cinta.
Sementara itu Muhamad Nur Awaludin atau yang akrab disapa  Kang Mumu mengungkapkan,  pada era digital gadget sangat mudah di akses, bermain games juga dapat mudah di akses di smartphone, bahkan juga dapat berimbas kepada pornografi.
“Misal seorang guru memberikan tugas kepada muridnya untuk mencari gambar toge di Google, gambar yang keluar pun bukan gambar toge yang anak–anak kenal, akan tetapi muncul gambar toge yang berunsur pornografi”, ungkapnya.
Ia pun bercerita tentang pengalaman pribadi yang membuatnya kecanduan gadget. Diawali dari kurangnya  perhatian orang tua, ayah yang suka pulang malam dan ibu yang selalu pulang sore, kakak-kakak ada yang SMP, SMA bahkan ada yang diluar kota yang membuat dia sendirian di rumah dan merasakan kesepian dan tidak tahu harus melakukan apa. Akhirnya teman yang ada disekitar rumah pun mengajak untuk bermain game yang awalnya hanya setengah jam, sampai akhirnya jadi kecanduan. 
Diakui Kang Mumu, kecanduan gadget membuatnya kecanduan games dan pornografi. Setiap hari dia harus bermain games dan mengakses pornografi. Jika tidak, dia bisa jadi sakau dan tidak bisa tidur. Bahkan yang lebih parah akibat dari saya kecanduan gadget, saya acuh dan tidak peduli dengan lingkungan sekitar, bahkan kepada ayah, ibu dan  kaka – kakak pun saya tidak memperdulikannya karena saya punya keluarga baru di games, ayah ibu baru di dunia games. Saya sudah tidak bisa membedakan lagi mana dunia maya dan dunia nyata.” ujar Kang Mumu. 
Pada saat kehilangan kedua orangtunya menjadi titik balik awal Kang Mumu sadar akan kekeliruannya, kecanduan game dan pornografi hanya akan menyengsarakan hidupnya. Ia tak punya siapa-siapa untuk menggantungkan bidup. Berbekal pengalaman yang akhirnya menjadi sebuah keahlian dalam mengoperasikan gadget, Kang Mumu akhirnya mengajak  sembilan orang temannya membuat aplikasi yang mereka sebut sebagai aplikasi “Kakatu”. Aplikasi kakatu ini berfungsi untuk memblok aplikasi yang tidak kita kehendaki. Dengan adanya aplikasi ini para orangtua dapat memblokir aplikasi yang biasa dimainkan anak-anak mereka. Tujuannya, agar anak-anak tidak kecanduan games dan pornografi. Aplikasi ini dapat di download gratis di Android. Dari aplikasi ini, orang tua dapat memblok aplikasi dan situs yang tidak dapat diakses oleh anaknya.
Dari sudut pandang agama Islam, Dr. Agus Sofyandi Kahfi menilai kemajuan teknologi merupakan sarana muamalah dalam berkehidupan, oleh karena itu Islam sangat membebaskan perkembangannya.
“Islam tidak pernah menghalangi manusia untuk meraih dan mengembangkan kemajuan hidup ini demi mencapai nilai-nilai yang lebih baik dan martabat kehidupan manusia. Islam tidak akan pernah mengharamkan kemajuan teknologi, teknologi yang canggih yang kita manfaatkan.” Ujar Kang Agus.
Ia juga menambahkan, Islam sangat menekankan dan menganjurkan agar umat manusia mau mengembangkan kemampuan teknologi agar kehidupan ini dapat dikelola dengan baik. Kemajuan teknologi dalam Islam tidak diharamkan. “Silakan gunakan!” katanya. Dalam Islam, lanjut Kang Agus, penggunaan gadget akan meningkatkan derajat kehidupan. Dampak negatif dari kemajuan teknologi dalam sudut pandang Islam kembali pada diri masing-masing pengguna teknologi tersebut. (Sari/Eki)

Last modified on Monday, 16 May 2016 08:14 


Sumber ! Klik
https://www.unisba.ac.id/index.php/en/logo/item/279-seto-mulyadi-komunikasi-efektif-dapat-mengontrol-pengaruh-buruk-gadget

0 comments:

Posting Komentar

 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimkVxv75GOxhRXgWcyT73UQSFxiYzsW5jWHvh2QObC-NAO9O9gVRm3B03qCSVLL4tZWwafUtkHUkceR-YNE-tHCFwB8uCavbfUWY3Y_siDqzgGe5t5O85inF3bRMNbJzN03M9HKJayyX8N/s800/bg_star.png