Ketika kita dihadapkan pada suatu pertanyaan apa itu karakter ? Mungkin para pembaca mempunyai pandangan tersendiri ada yang menjawab karakter itu ciri khas atau kebiasaan bisa saja karakter itu suatu perilaku, bukankah begitu ? Yap tidak dapat dipungkiri lagi bahwa memang kata ‘karakter’ identik dengan hal-hal tersebut. Ketahuilah bahwa karakter merupakan kualitas moral dan mental seseorang yang pembentukannya dipengaruhi oleh faktor bawaan (keturunan) dan lingkungan (sosialisasi atau pendidikan). Prof.Suyanto, PhD mengemukakan karakter adalah cara berpikir dan berperilaku yang menjadi ciri khas tiap individu untuk hidup dan bekerjasama. Dari definisi di atas telah jelas bahwa penekanan karakter itu adalah ‘cara berpikir dan berperilaku’. Lantas jika dikaitkan dengan dunia pendidikan, bagaimana karakter siswa yang baik ? Singkat saja jawabnya karakter siswa yang baik adalah karakter yang menunjukkan bahwa dirinya seorang pelajar yang berpendidikan, iya toh ? Mengucapkan kata-kata manis memang mudah, namun bukti yang ada tak semanis kata yang terucap. Ini memang benar adanya, perilaku pelajar saat ini sepertinya tak lagi mencerminkan dirinya pelajar, bahkan di usia sekolah dasar anak-anak seperti terbiasa memanggil temannya dengan sebutan binatang, anak laki-laki pandai berkelahi layaknya adegan smackdown, banyak kasus siswa SD yang sudah berani melakukan perbuatan asusila, dan lain-lain. Wow ironi bukan ? Dari berbagai kasus yang terjadi, persoalan utamanya adalah lunturnya nilai-nilai moral sehingga berdampak terbentuknya karakter negatif. Potensi karakter yang baik sebenarnya telah dimiliki manusia sebelum dilahirkan tetapi potensi tersebut harus terus dibina melalui sosialisasi dan pendidikan. Pendidikan merupakan salah satu wadah dalam menunjang pembentukan karakter tiap individu. Ingatkah UU No. 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional ? Dalam Undang-undang tersebut dikemukakan bahwa pendidikan Indonesia bertujuan untuk mengembangkan potensi peserta didik agar menjadi manusia yang (1) beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang maha Esa, (2) berakhlak mulia, (3) sehat, (4) berilmu, (5) cakap, (6) kreatif, (7) mandiri, (8) menjadi warga negara yang demokratis, dan (9) bertanggung jawab. Membentuk karakter yang baik merupakan hal besar yang menjadi tugas utama seorang guru sebagai seorang pendidik, bahkan merupakan gunungan PR yang belum terselesaikan. Persoalan karakter memang cukup ‘mengakar’ dalam dunia pendidikan, hingga pemerintah turut andil di dalamnya. Masih hangat ditelinga kita tentang Kurikulum 2013, yap kurikulum ini disebut-sebut sebagai senjata pamungkas untuk dapat memperbaiki karakter siswa di Indonesia. Semboyan kurikulum 2013 adalah ‘Pendidikan Karakter’ Apa itu pendidikan karakter ? Menurut Menurut Burhanuddin dan Sumiati (2007:115) pendidikan karakter diartikan sebagai upaya terencana untuk membantu orang untuk memahami, peduli, dan bertindak atas nilai-nilai etika/moral. Pendidikan karakter mengajarkan kebiasaan berpikir dan berbuat yang membantu orang hidup dan bekerja bersama-sama sebagai keluarga, teman, tetangga, masyarakat, dan bangsa. Lantas bagaimana cara mengembangkan pendidikan karakter di sekolah ? Menurut Saptono (2011:199) terdapat beberapa cara untuk mengembangkan pendidikan karakter di sekolah, yaitu : 1. Memajang gambar-gambar para tokoh inspiratif di aula sekolah dan ruang-ruang kelas. 2. Membuat program penghargaan untuk mengapresiasi berbagai hal yang membanggakan, selain prestasi akademis, olahraga atau kesenian. 3. Membuat pedoman perilaku di kelas dan sekolah yang disetujui oleh para siswa dan guru. 4. Mengundang para orangtua siswa untuk mengamati dan berkontribusi terhadap kemajuan kelas atau sekolah. 5. Meminta siswa mengungkapkan tokoh idola yang bersifat personal dan tanyakan mengapa tokoh itu menjadi idola siswa yang bersangkutan. 6. Memimpin para siswa dengan keteladanan. 7. Jangan biarkan berbagai bentuk ketidaksopanan terjadi di kelas. 8. Melibatkan orangtua siswa dalam mengatasi perilaku tidak baik siswa dengan cara mengirimkan surat, memanggil orangtua atau melalui kunjungan ke rumah yang bersangkutan. 9. Memastikan bahwa siswa memiliki tanggungjawab moral untuk bekerja keras di sekolah. 10. Memiliki kata-kata di dinding yang mendorong karakter yang baik, misalnya “Jangan tungguuntuk menjadi orang yang hebat, mulailah sekarang juga !”. 11. Berusaha konsisten dalam memperlakukan siswa, jangan biarkan perasaan pribadi menghalangi seorang guru untuk bertindak adil. 12. Mengakui kesalahan dan berusaha untuk memperbaikinya. 13. Mengajarkan siswa mengenai kompetisi serta bantu siswa untuk mengerti kapan hal tersebut berguna dan kapan hal tersebut tak berguna. 14. Mengajarkan kesantunan secara jelas. Ajarkan kepada siswa begaimana mendengarkan orang lain dengan penuh perhatian dan tidak memotong pembicaraan orang lain. 15. Melakukan kerja bakti bersama baik di kelas atau sekolah. 16. Menunjukkan penghargaan terhadap siapapun yang berbeda keyakinan dan berbeda budaya. Katakan kepada siswa mengenai kewajiban moral untuk bertindak adil terhadap orang lain. 17. Tekankan kepada siswa tentang pentingnya kepedulian terhadap orang lain dan lingkungan. 18. Beri perhatian program-program tertentu di sekolah yang sarat muatan karakter, misalnya ‘bulan penghargaan tokoh karakter’. 19. Menekankan pentingnya sikap ksatria (tidak curang) dalam berolahraga, bermain, dan dalam berbagai bentuk interaksi dengan orang lain. Semangat untuk kita semua agar dapat membangun Indonesia yang cerdas berkarakter dan menjadi penerus bangsa yang sukses dunia akhirat. Aamiin ya robbal alamin.. Sekian dari penulis, semoga bermanfaat. Terimakasih
Selengkapnya : http://www.kompasiana.com/bahasa.kita/1001-cara-mengembangkan-pendidikan-karakter-di-sekolah_5520dd41813311747419fc8d
0 comments:
Posting Komentar