Pendidikan Agama Kristen Advent
SELAMAT DATANG DI KAMPUS SLAPUR - See more at: http://www.seoterpadu.com/2013/07/cara-membuat-tulisan-berjalan-marquee.html#sthash.A7IzSU3m.dpuf

Selasa, 08 Maret 2016

SURAT IBRANI

Surat Ibrani :
 menguraikan keselamatan yang sesungguhnya

Siapa penulis Surat Ibrani?
Ini telah menjadi perdebatan antara para teolog sepanjang zaman, namun dilihat dari gaya
penulisannya, kemungkinan besar surat Ibrani ditulis oleh Rasul Paulus (2 Ptr. 3:15; Ibr. 13:23).
Walau demikian, tidak dapat dipastikan siapa penulis sebenarnya. Entah Paulus yang menulis
ataupun orang lain, yang jelas, Surat Ibrani sungguh diinspirasi oleh Roh Kudus dan
mengandung berita yang sangat penting untuk Jemaat Kristus sepanjang zaman.

Apa pentingnya isi Surat Ibrani?
Surat Ibrani ditujukan kepada orang Yahudi. Mereka sudah percaya kepada Yesus Kristus,
namun mereka mengenal pengajaran Yahudi tentang malaikat, sejarah Israel, imamat Harun,
tabernakel Musa dan sistem pengorbanan. Mereka mengenal tulisan-tulisan Perjanjian Lama
termasuk taurat, mazmur dan nabi-nabi. Itulah yang menjadi dasar iman mereka. Memang, kita
juga perlu mengenal semua hal itu, karena hal-hal itulah yang menjadi bayangan, gambar, dan
pelajaran bagi kita yang hidup pada akhir zaman. Di sinilah pentingnya Surat Ibrani. Surat Ibrani
menjadi jembatan yang menghubungkan Perjanjian Lama dan Perjanjian Baru. Dalam Surat
Ibrani, kita dapat melihat bahwa Perjanjian Lama memuat kunci-kunci untuk mengerti Perjanjian
Baru, dan bagaimana lewat keduanya kita dapat memahami maksud abadi Allah. Kita juga
dapat melihat bahwa zaman hukum taurat (yang mengacu kepada Hukum Upacara Korban )sudah berlalu dan sekarang terwujud zaman kasih karunia.

Inti pelajaran yang penting dalam Surat Ibrani adalah keselamatan. Kata “keselamatan” (dalam Bahasa Yunani, soteria) disebut sebanyak tujuh kali. Kita ditentukan untuk keselamatan (Ibr.
1:14), dan kita jangan menyia-nyiakan keselamatan itu (Ibr. 2:3). Yesus memimpin kita kepada
keselamatan itu dan Ia menjadi pokok keselamatan yang abadi bagi semua orang yang taat
kepadaNya (Ibr. 2:10 & 5:9), serta keselamatan dariNya itu akan menghasilkan pekerjaan baik
dan kasih (Ibr. 6:9). Selain itu, Kristus mengorbankan diriNya untuk menanggung dosa kita,
tetapi Ia akan datang kembali, bukan untuk menanggung dosa kita lagi, melainkan untuk
menganugerahkan keselamatan kepada mereka, yang menantikan Dia (Ibr. 9:28). Di dalam
hukum Taurat hanya terdapat bayangan saja dari keselamatan yang akan datang (Ibr. 10:1).
Perjanjian Lama memberi bayangan dan menggambarkan keselamatan yang akan dinyatakan
oleh Mesias. Perjanjian Baru menjelaskan bagaimana Yesus membawa keselamatan itu.
Dalam surat Ibrani, kita lihat hal yang “lebih” dalam Perjanjian Baru daripada yang dalam
Perjanjian Lama. Kristus lebih tinggi daripada malaikat (Ibr. 1:4), kita memiliki sesuatu yang
lebih baik (Ibr. 6:9), yang lebih rendah diberkati oleh yang lebih tinggi (Ibr. 7:7), ada suatu
pengharapan yang lebih baik (Ibr. 7:19), suatu perjanjian yang lebih kuat (Ibr. 7:22), suatu
pelayanan yang jauh lebih agung karena perjanjian itu lebih mulia dan didasarkan atas janji
yang lebih tinggi (Ibr. 8:6), persembahan-persembahan yang lebih baik (Ibr. 9:23), harta yang
lebih baik (Ibr. 10:34), tanah air yang lebih baik (Ibr. 11:16), dan kebangkitan yang lebih baik
(Ibr. 11:35). Semuanya ini ada karena Allah telah menyediakan sesuatu yang lebih baik bagi
kita (Ibr. 11:40). Di sinilah tampak bahwa Surat Ibrani mengagungkan Kristus sebagai yang
termulia.

Ibrani Pasal 1-5
Dalam lima pasal pertama, kita belajar betapa luar biasa Kristus, di sorga dan di bumi:
Kristus lebih agung daripada nabi-nabi (Ibr. 1). Pada zaman Perjanjian Lama Allah berbicara
dengan perantaraan nabi-nabi, tetapi di zaman ini Ia berbicara melalui AnakNya, yang adalah
cahaya kemuliaan Allah dan gambar wujud Allah. Sebelumnya di zaman Perjanjian Lama,
nabi-nabi semua bernubuat tentang Dia (Ibr. 1).
Kristus lebih agung daripada malaikat-malaikat (Ibr. 1-2). Kristus memiliki warisan, nama,
kedudukan, takhta, urapan, kuasa dan kemenangan yang jauh melebihi apa yang dimiliki
malaikat-malaikat. Segala sesuatu ada di bawah kaki Yesus sebagai Anak Manusia. Yesus
menjadi manusia bukan malaikat. Sebagai manusia, Ia sanggup mengalahkan Iblis dan kuasa
maut dan membawa kemerdekaan bagi kita (Ibr.1-2).

Kristus lebih agung daripada Musa (Ibr. 3). Musa memang setia dan mendapat kemuliaan
karena ia membangun rumah bagi Allah, tetapi Kristus adalah pemilik rumah itu sendiri (Ibr. 3:3
– “Sebab Ia dipandang layak mendapat kemuliaan lebih besar dari pada Musa”).
Kristus lebih agung daripada Yosua (Ibr. 4). Yosua, walaupun berani dan perkasa, tidak
sanggup membawa Israel masuk ke tempat perhentian. Tetapi, Kristus sanggup membawa kita
masuk dalam perhentian yang penuh.
Kristus lebih agung daripada Harun (Ibr. 5). Harun mempersembahkan korban karena dosa dan
dapat mengerti orang yang berdosa karena ia sendiri penuh dengan kelemahan. Kristus
menjadi manusia supaya Ia juga dapat mengerti dosa, kejahilan, kesesatan dan kelemahan
manusia. Dengan itu, Dia disempurnakan sebagai Imam Besar bagi kita karena Ia mengalami
keberadaan sebagai Allah dan keberadaan sebagai manusia. Namun Ia tidak berdosa dan Ia
kekal. Ia menjadi Imam Besar yang sempurna.

Ibrani Pasal 6-10
Dalam pasal 6-10, kita melihat perjanjian, imamat, pelayanan, bait Allah dan pengorbanan yang
melebihi apa yang ada pada hukum taurat.
Kita memiliki perjanjian yang lebih mulia daripada perjanjian lama yang didasarkan pada hukum
taurat (Ibr. 6). Dalam pasal enam kita dianjurkan untuk melangsungkan kepada perkembangan
yang penuh atau kesempurnaan (Ibr 6:1, Terjemahan Lama). Semua langkah-langkah dalam
mengikut Kristus (pertobatan, iman, baptisan, penumpangan tangan, kebangkitan dan hukuman
kekal) didasarkan bukan atas hukum taurat, melainkan atas perjanjian dengan Abraham.
Perjanjian itu luar biasa. Allah memberikan janjiNya kepada Abraham dan mengikat diriNya
dengan sumpah. Janji itu pasti digenapi. Perjanjian itu semata-mata didasarkan iman dan
kesabaran, bukan perbuatan hukum taurat.

Kita memiliki imamat yang lebih agung daripada imamat Harun (Ibr. 7). Yesus adalah imam
menurut peraturan Melkisedek (Ibr, 5:6 & 10; 6:20; 7:11, 17 & 21). Melkisedek adalah Raja
damai, Raja kebenaran dan Imam Allah. Ia kekal tanpa ayah ataupun ibu. Dialah kenyataan
Yesus dalam Perjanjian Lama, dan Ialah yang menjemput Abraham (Kej. 14: 18-20). Kita
dipanggil untuk mengambil bagian dalam Imamat Melkisedek, bukan Imamat Harun.
Disebutkan bahwa imamat Harun dibatalkan, tidak mempunyai kekuatan, tidak berguna, dan
tidak membawa kesempurnaan. Kristus adalah Imam Besar yang sanggup menyempurnakan
dan mendekatkan kita kepada Allah.

Kita memiliki pelayanan yang lebih besar daripada pelayanan imam-imam Lewi (Ibr. 8).
Pelayanan imam-imam Lewi dalam bangunan itu hanya merupakan gambaran dan bayangan
dari apa yang ada di sorga. Di sini kita dapat melihat hebatnya rencana Allah. Semua
pelayanan, bangunan gedung, ritual imam-imam menunjukkan kepada Kristus.
Kita memiliki Bait Allah yang lebih besar dari Tabernakel Musa dan Bait Allah yang dibangun
Salomo (Ibr. 9). Tabernakel yang dibangun di bumi hanya melambangkan apa yang di sorga.
Sekarang Kristus sudah masuk di Rumah Allah di sorga, sudah mempersembahkan darahnya
satu kali untuk selama-lamnya untuk menghapus segala dosa.

Pengorbanan Kristus lebih besar daripada pengorbanan binatang (Ibr. 10). Semua korban
binatang, korban domba dan kambing, sapi dan burung-burung tidak dapat menghapuskan
dosa. Selama 1500 tahun zaman hukum taurat, tidak ada dosa yang diampuni oleh korban
binatang. Karena itu sistem yang lama itu dihapuskan, supaya ditegakkan yang kedua, yaitu
pengorbanan Kristus. Persembahan tubuh Yesus Kristus di atas salib menjadi satu korban saja
untuk selama-lamanya yang dapat menghapuskan segala dosa dan menyempurnakan mereka
yang percaya. Yesus membuka jalan yang baru dan yang hidup untuk masuk Rumah Allah di
tempat Maha Kudus , tempat hadiratNya. Sekarang bersama Yesus kita hanya menantikan
saat di mana musuh-musuhNya akan dijadikan tumpuan kakiNya. Kita memerlukan ketekunan,
untuk memperoleh apa yang dijanjikan itu. "Sebab sedikit, bahkan sangat sedikit waktu lagi,
dan Ia yang akan datang, sudah akan ada, tanpa menangguhkan kedatangan-Nya.”

Ibrani Pasal 11-13
Yang ditegaskan dalam tiga pasal terakhir adalah iman, pengharapan dan kasih. Inilah hasil
dari Perjanjian Baru dan kedatangan Yesus. Inilah tiga hal yang tinggal tetap (1Kor. 13:13).
Iman (Ibr. 11). Kita yang hidup pada zaman Perjanjian Baru adalah pewaris dari semua orang
yang percaya yang disebut dalam Perjanjian lama. Iman adalah ciri khas dari Habel, Henokh,
Nuh, Abraham, Sarah, Ishak, Yakub, Yusuf, Musa, Rahab, Gideon, Barak, Simson, Jephthah,
Daud, Samuel, semua nabi-nabi dan yang lain-lain. Mereka mendahului kita dan sekarang
mengelilingi kita sebagai awan saksi-saksi yang memberi inspirasi kepada kita untuk tetap lari
dalam perlombaan iman dengan mata yang tertuju kepada Yesus, “yang memimpin kita dalam
iman, dan yang membawa iman kita itu kepada kesempurnaan.”

Pengharapan (Ibr. 12). Di tengah ganjaran, ada pengharapan akan kemuliaan. Jangan kita
mengabaikan pengharapan itu, seperti Esau yang kehilangan hak warisan. Jangan kita kembali
kepada gunung Sinai tetapi maju kepada gunung Sion. Harapan kita adalah menerima kota
yang dicari Abraham, yaitu Yerusalem baru dan suatu kerajaan kekal yang tidak dapat
digoncangkan.

Kasih (Ibr. 13). Ibrani 13 mulai dengan nasehat untuk memelihara kasih persaudaraan! Seperti
apakah kasih itu? Kasih itu memberikan tumpangan, ingat akan orang-orang hukuman, penuh
hormat terhadap perkawinan, tidak menjadi hamba uang. Kasih ingat akan pimpinan, tidak
disesatkan dan kasih menyerahkan korban syukur kepada Allah. Kasih berbuat baik dan
memberi bantuan, tunduk kepada pemimpin dan berdoa selalu. Demikianlah orang yang hidup
dalam kasih.

Selain semua itu, Surat Ibrani juga memuat peringatan keras terhadap orang yang sudah
mengalami Kristus tetapi kemudian murtad dan kembali kepada dunia, kepada Taurat dan
kepada hidup lama. Selain menguraikan begitu dalam mengenai keselamatan yang
sesungguhnya, Ibrani juga memberi banyak peringatan supaya jangan kita jatuh dan
meninggalkan keselamatan itu. (Ibr. 2:1-4; 3:7-4:13; 5:11-6:12; 10:19-39; 12:14-29).

Ibr. 10:23 – “ Marilah kita teguh berpegang pada pengakuan tentang pengharapan kita,
sebab Ia, yang menjanjikannya, setia.”

0 comments:

Posting Komentar

 
https://blogger.googleusercontent.com/img/b/R29vZ2xl/AVvXsEimkVxv75GOxhRXgWcyT73UQSFxiYzsW5jWHvh2QObC-NAO9O9gVRm3B03qCSVLL4tZWwafUtkHUkceR-YNE-tHCFwB8uCavbfUWY3Y_siDqzgGe5t5O85inF3bRMNbJzN03M9HKJayyX8N/s800/bg_star.png